Resensi Buku Teologi Perjanjian Baru 1

Resensi Buku (Darsi, 2020186005)
Pendahuluan Buku Teologi Perjanjian Baru 1 (Allah, Manusia, Kristus) yang ditulis oleh Donald Guthrie; transkripsi: Lisda Tirtapraja Gamadhi, dkk; editor: Staf Redaksi BPK Gunung Mulia; cetakan 12; Jakarta; penerbit: Gunung Mulia, tahun 2008; 496 halaman; ketebalan buku 21 cm; ISBN 978-979-415-562-2. Deskripsi Pernyataan yang peling jelas dari pernyataan Yesus di catat dalam kitab-kitab injil sinoptik mengenai tema ini terdapat dalam Markus 13:19 . Ajaran tentang kebapaan Allah adalah ajaran yang paling khas dalam PB dan khususnya dalam ajaran Yesus. Pada masa itu, orang-orang penyembahan berhala beribadah kepada dewa-dewanya dalam suasana ketakutan, tetapi pandangan Kristen tentang kebapaan Allah memberikan unsure kemesraan kedalam hubungan manusia dengan Allah yang tidak ada bandingannya dalam dunia kafir. Di dalam keseluruhan PB ditemukan keyakinan bahwa Allah adalah Raja. Konsep ini khususnya terpusat dalam ungkapan «Kerajaan Allah» atau «Kerajaan surge» pengertian konsep ini secara utuh akan dibahas dalam bagian mengenai misi Kristus, tetapi jelas bahwa konsep kerajaan itu menunjukkan adanya seorang Raja yang memerintah rakyatnya. Dalam PB sering dikemukakan pengungkapan-pengungkapan yang berkenan dengan kemuliaan Allah dan terasa di belakang pengungkapan-pengungkapan itu terdapat latar belakang PL yang kuat. Kata Ibrani untuk «kemuliaan» mula-mula digunakan untuk hal-hal yang mempunyai arti kemegahan, kehormatan, atau sifat yang menonjol, tetapi segera memperoleh arti yang khusus pada waktu diterapkan pada Allah. Hikmat itu dilukiskan sebagai kecemerlangan terang Allah yang kekal. Sifat Allah yang paling khas dalam PL ialah kekudusanNya. Konsep yang terakhir ini mengandung gagasan bahwa Allah tidak memihak-mihak, tidak membeda-bedakan. Sulit bagi orang-orang Yahudi untuk menerima gagasan ini, karena mereka yakin bahwa Israel adalah bangsa yang dikasihi Tuhan, sehingga mereka merasa bahwa mereka lebih ungggul dari pada bangsa-bangsa bukan Israel dalam pandangan Allah. Dalam bagian sebelumnya, mengenai ajaran tentang Allah, telah ditunjukkan bahwa PB menerima tanpa mempersoalkan pandangan PL mengenai Allah sebagai Pencipta. Dengan demikian manusia dipandang sebagai makhluk ciptaan Allah. Manusia diciptakan dengan memiliki tubuh secara fisik. Ia digambarkan sebagai debu tanah. Fakta untama yang terungkap dari PL ialah bahwa semua manusia berdosa. Kisah tentang kejatuhan Adam serta akibat-akibatnya merupakan suatu bentuk ringkasan kisah tetang pengalaman manusia pada umumnya. Nampaknya ben sira menganggapa bahwa kecenderungan untuk berbuat jahat itu diciptakan Allah walaupun ia tidak menguraikan kesimpulan logisnya. Hal ini dikemukakan kemuadian dalam tulisan midrasyim. Dalam tulisan tersebut Allah dipandang sebagai pencipta dan hukum taurat dianggap sebagai jalan keluar untuk melepaskan diri dari kuasa itu. Dalam bagian yang lain nampaknya ben sira ingin menyamakan iblis dengan manusia itu sendiri. Meskipun demikian disitu juga dikutip tentang kerapuhan manusia sebagai alasan atas ketidakmampuan manusia mengatasi yester hara. Karena itu pergumulan manusia dapat dianggap sebagai pergumulan antara akal budinya dengan bagian tubuh jasmaninya yang lain. Karena itu pergumulan manusia dapat dianggap sebagai pergumulan antara akal budinya dengan bagian tubuh jasmaninya yang lain. Walaupun plato tidak melangkah sejauh penganut-penganut gnostik yang menganggap segala materi bersifat jahat, namum ia berpendapat bahwa tubuh itu merupakan suatu dunia kejahatan. Tentu saja menurut pikiran ini para ahli filsafat mempunyai kesempatan lebih besar dari pada orang biasa untuk memperoleh keselamatan. Dikatakan juga bahwa seluruh dunia ini merupakan tantangan sasaran pemberitaan injil. Sama sekali tidak terdapat gagasan mengatakan bahwa dunia itu sendiri adalah jahat. Yohanes menggunkan kata tersebut dalam arti yang beraneka ragam. Dalam kisah para rasul, seperti juga dalam kitab injil sinoptik, keberadaan roh jahat diakui secara pasti. Meskipun demkian orang dibabaskan dari kuasa jahat yang terjadi dalam pelayanan Yesus. Pengusiran setan dilakukan oleh rasul-rasul , mereka melakukan pengusiran setan ini dibeberapa tempat yang terpisah jauh Yerusalem, samaria, filipi, efesus. Pandangan Paulus tentang penciptaan ialah bahwa Allah sendiri yang menciptakan segala sesuatu . Namun lebih kanjut ia menghubungkan Kristus juga dalam penciptaan yaitu sebagai palaku dalam penciptaan . Sesungguhnya paulus memandang ciptaan itu bukan saja sebagai sesuatu yang diciptakan oleh Kristus tetapi juga diciptakan untuk dia. Paulus memandang bumi berpusat pada Kristus bukan pada manusia. Penggunaan kosmos dalam arti dunia manusia, ini merupakan ciri khas PB. Tetapi Paulus tidak mendukung pendapat bahwa dunia pada dasarnya adalah jahat. Diri-Nya merupakan tolok ukur bagi semua manusia lainnya. Pembahasan PB tentang kemanusiaan yang sejati berbeda sekali dengan pembahasan modern mengenai manusia. Gambaran dalam injil Yohanes yang selalu mencatat komunikasi antara Bapa dan Anak, menunjukkan hal ini secara lebih jelas. Hal ini diperlihatkan juga dalam kitab-kitab injil sinoptik, dalam Mat 11:25. Pada waktu Yesus berkata, "kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. . Ia memperlihatkan suatu perbandingan yang tidak perlu dipersoalkan lagi. Misi Yesus didasarkan pandangan yang menganai keadaan manusia sebagaimana adanya. Pada waktu ia berkata bahwa memiliki tubuh yang cacat lebih baik kehilangan hidup. Kenajisan itu berasal dari pikiran manusia bukan dari dagingnya. Namun daging itu sendiri dipandang sebagai sesuatu yang rela melayani pikiran manusia karena daging itu lemah . Dalam catatan Lukas kata "daging dan tulang" membedakan Yesus yang sudah bangkit . Seseorang dalam bersikap dan bertindak harus memperhitungkan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Ajaran tentang manusia terdapat dalam kitab injil Yohanes sangat berhubungan erat dengan perbedaan besar antara Allah dan dunia. Allah adalah terang dan sumber kehidupan manusia . Orang-orang yang tidak memiliki terang itu tidak diterangi. Kesadaran ini tidak mudah diterimah terutama dalam lingkungan Yahudi. Istilah-istilah manusia, Paulus menggunakan istiah ini tidak terlalu penting, ia hanya menggunakannya sebanyak 13 kali, digunakan hanya untuk menunjukkan hidup manusia . Menurut Paulus jiwa tidak mungkin ada tanpa hadirnya tubuh dan sebaliknya. Paulus memang tidak mungkin memakai kedua pengertian itu dalam penjelasannya mengenai seorang pribadi yaitu pribdi keseluruhan. Disini tidak membicarakan pengertian pneuma sebagai gambaran tentang pengaruh atau karunia rohani dalam kehidupan orang-orang percaya. Dalam pengertian ini pneuma bertentangan langsung dengan sarx . Paulus memakai istilah pneuma dalam arti yag lebih luas dan bukan psukhe, karena dorongan oleh pengalaman pertobatannya yang jelas oleh Allah. Dan istilah pneuma itu terlalu terpusat pada manusia sehingga tidak begitu sesuai dengan tujuan Paulus. Istilah kardia digunakan dalam arti batin manusia yang utuh. Paulus memandang hati manusia sebagai pelaku iman yang menunjukkan penyerahan seluruh pribadi seseorang kepada Kristus. Allah telah membuat terang-Nya bercahaya di dalam kardia supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus . Karena kardia dalam bahasa aslinya tidak melayani Allah, maka tidak mengherankan kalau ditemukan pernyataan kelaliman hati. Kata kardia kadang-kadang berarti «kehendak» mis yang menyatakan bahwa Allah akan memperlihatkan apa yang direncanakan did lam hati. Kata nous mempunyai pengertian konotasi yag jelas, namum Paulus menggunakan kata tersebut ia memakai cara khas ibrani. Bahwa nous itu merupakan yang universal dari manusia. Apabila nous tidak mengakui Allah, maka nous itu menjadi rendah dan mengakibatkan timbulnya tingkah laku yang tidak pantas . Fungsi suara hati, meskipun sudah jelas, tidak untuk membenarkan diri sendiri karena menghakimi ialah Tuhan. Dalam penggunaan kata sarx, terdapat aspek ganda yang berhubungan dengan dosa. Hal ini langsung membedakan tubuh dengan daging dan memperlihatkan bahwa soma lebih unggul daripada daging. Beberapa ahli teologi mengaburkan ajaran Paulus mengenai «tubuh» berarti manusia yang seutuhnya. Menurut pandangan ini «tubuh» tidak berarti tubuh jasmani. Manusia dalam keutuhannya diharapkan untuk memuliahkan Allah. Bagaimanapun manusia tidak dapat membebaskan diri dari tanggung jawab atas penolakannya terhadap Allah, karena sudah memberikan kemampuan untuk mengerti. Mebedakan manusia duniawi dan manusia rohani. Manusia telah kehilangan kemuliaan-Nya karena dosa tetapi gambaran Allah itu tidak seluruhnya terhapus. Hal ini menunjukkan bahwa dalam keadaan alamiahnya hati nuraninya tersebut tidak sempurna .seluruh kehidupan orang Kristen merupakan kehidupan yang menjaga supaya hati nuraninya tetap baik . Kata yang umum dipakai untuk dosa muncul dalam beberapa dalam kitab-kitab injil Sinoptik. Suatu istilah lain yang dipakai untuk menyatakan bahwa manusia berutang. Dalam doa «Bapa kami» disampaikan permohonan «ampunilah kami akan kesalahan kami» Mat 6:12 kata ini diterjemahkan ‘kesalahan’ ialah ofeilema berarti utang. Dalam hal ini kedurhakaan merupakan suatu keadaan batin. Kecaman Yesus terhadap orang yang munafik itu begitu keras sehingga ia mengajukan pertanyaan, bagaimana mungkin kamu meluputkan diri dari hukuman neraka Mat 23:23. Dalam ajaran Yesus hukuman yang paling dasyat terhadap sikap membenarkan diri. Kata umum untuk dosa hamartia hampir selalu dipakai dalam bentuk tunggal biasanya berarti keadaan berdosa dan bukan dosa-dosa secara pribadi. Menurut Yohanes tidaklah benar untuk memisahkan secara tajam antara pandangan vertical dan horizontal. Namun injil Yohanes sama sekali tidak ada pertentangan yang mendasar diantara kedua pandangan tersebut. Kristus menjadi pusat dalam Injil Yohanes. Kata poneros lebih berhubungan dengan tindakan kriminal daripada dengan tindakan dosa secara umum. Kata kakas juga dipakai secara khusus untuk tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh Saulus . Kata kikia yang menceritakan tentang petrus yang mengajak simon si tukang sihir bertobat dari kejahatannya. Paulus mengungkapkan gagasan tentang dosa dan kemudian membahas tema memperlihatkan bahwa dosa itu hampir seperti suatu pribadi. Mempelajari ajaran Paulus mengenai hubungan antara dosa dan daging, dosa dan maut, tanggung jawab, penghukuman dan asal mula dosa. Kata hamartia digunakan secara umum dalam pengertian perbuatan-perbuatan dosa dan di pakai dalam bentuk jamak dan tunggal. Bentuk tunggal dari hamartia hampir selalu mengambarkan keadaan berdosa dan bukan berarti suatu tindakan membuat dosa. Dalam kitab-kitab Injil sinoptik kita mendapat tiga gambaran mengenai Yesus dari Nazaret dengan mengikutsertakan kisah kelahiran Yesus. Ketiga kitab Injil sinoptik menganggap pembaptisan Yesus sebagai permulaan pelayananNya. Hal ini dimaksudkan untuk memperlihatkan persamaan Yesus dengan orang-orang yang datang untuk dibaptis oleh Yohanes. Yesus tidak pernah membuat pengakuan dosa. Gelar-gelar Kristus dapat dibagi secara sederhana, yaitu yang mengandung dan yang tidak mengandung gelar Mesianis. Kata «Mesias» dalam konteks ini berarti tokoh pembebasan yang diharapkan orang Yahudi, yaitu seorang yang akan menjadi wakil Allah untuk pembentukan suatu zaman baru bagi umatNya. Gelar itu muncul beberapa kali dalam PB, dan ada petunjuk-petunjuk tambahan bahwa orang-orang Kristen mula-mula mengakui pentingnya asal usul Yesus dari keturunan Daud. Bukti bahwa gelar Anak Daud digunakan oleh orang banyak terutama terdapat dalam kitab Injil Matius. Konsep hamba yang menderita dengan jelas memainkan peranan penting dalam pengertian kita tentang karya Kristus. Ungkapan bahasa Yunani pais theou yang berarti «Anak Allah» atau «Hamba Allah». Tetapi tujuan kita sekarang ialah untuk menemukan fungsinya bagi ajaran tentang Kristus sebagai hamba Allah. Beberapa orang berpedoman pada Markus 10:45-Matius 20:28 untuk mendukung konsep tentang hamba, Hamba yang dimaksud dalam kitab Yesaya adalah hamba Allah. Sebutan-sebutan Anak Manusia memperlihatkan pandangan Yesus sendiri mengenai identitasNya. Sebutan Anak Manusia yang mengarah pada kehidupan Yesus di dunia. Kata Kurios digunakan pada masa PB sebagai gelar kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang lebih tinggi kedudukannya. . Refleksi dan Rekomendasi Sebagai puncak dari studi, Teologi Perjanjian Baru yang komprehensif ini memunculkan keragaman pemikiran Perjanjian Baru yang kaya sambil menunjukkan kesatuan batinnya. Teologi Perjanjian Baru, Donald Guthrie, berpusat pada Yesus Kristus - pribadi, pekerjaan dan misinya - dan disatukan oleh penekanan berulang pada pemenuhan janji Perjanjian Lama, komunitas, Roh dan harapan masa depan. Sebuah pendahuluan yang diperpanjang meneliti sejarah, sifat dan metode teologi Perjanjian Baru dan menjelaskan perbedaan dari pendekatan sintetik Guthrie. Guthrie kemudian memeriksa pemikiran Perjanjian Baru di bawah judul tematik Allah, manusia dan dunianya, Kristologi, misi Kristus, Roh Kudus, kehidupan Kristen, gereja, masa depan, pendekatan Perjanjian Baru terhadap etika, dan Kitab Suci. Dalam setiap bab dia mengeksplorasi Injil sinoptik, literatur Yohanes, Kisah Para Rasul, Paulus, Ibrani, Surat-Surat dan Wahyu yang tersisa. Ditandai dengan ketelitian dan ketelitian ilmiah, volume ini adalah referensi dan teks standar, yang mencerminkan keilmuan konservatif dewasa yang terbaik.

Komentar